Bandung, 17 Juni 2025 – Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Sustainability (Volume 16, Issue 24) mengungkap inovasi dalam produk bio-briquette dan bio-pellet dari biomassa ramie (Boehmeria nivea). Penelitian ini diprakarsai oleh tim riset Indonesia, melibatkan bahan-bahan limbah industri seperti chip kayu ramie, tandan kosong kelapa sawit (TKKS), serta limpahan sacha inchi—diambil dari pabrik pengolahan di Bandung dan sekitarnya. Chip kayu rami merupakan biomassa buangan yang dihasilkan dari proses produksi serat rami yang disebut dekortikasi. Chip kayu rami selama ini masih terbuang dan tidak dapat dimanfaatkan menjadi produk bernilai. Dalam hal ini, untuk dapat meningkatkan nilai tambah dari proses budidaya tanaman rami, maka diperlukan adanya inovasi pengolahan biomassa menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual tinggi. Sekelompok peneliti dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Jambi telah berhasil menciptakan formula baru untuk menghasilkan produk bio-briket dan bio-pellet sebagai bahan bakar terbarukan.

Komposisi dan Formula
Bahan utama: chip kayu ramie (mengandung 44,82 % selulosa), TKKS (50 % lignin), dan sacha inchi, baik berupa cangkang (36–44 % lignin) maupun kulit luar.
Campuran eksperimental: variasi ramie dikombinasikan dengan TKKS atau sacha inchi dalam komposisi 50:50 hingga 20:80 untuk menghasilkan bentuk briquette (B) dan pellet (P).

Hasil Uji Proksimat dan Nilai Kalor

  • Bio-briquette menunjukkan kadar air (6,88–8,19 %), abu (6,24–10,8 %), karbon tetap (13,76–16,37 %), dan nilai kalor antara 6.114–6.455 kcal/kg, melampaui standar nasional minimal 5.000 kcal/kg.
  • Bio-pellet pula memuaskan, dengan kadar air ≤10 %, abu ≤5,2 %, karbon tetap 60–68 %, dan nilai kalor 4 158–4 232 kcal/kg—masih memenuhi standar minimal 4.000 kcal/kg.

Durasi Pembakaran dan Efisiensi Panas

Studi ini juga mengukur waktu bakar dan peningkatan suhu air sebagai indikator efisiensi termal, menemukan korelasi positif antara persentase lignin dan performa pembakaran, serta volume panas yang dihasilkan. 

Kelebihan dan Potensi Keberlanjutan

  • Ramah lingkungan: memanfaatkan limbahan agrikultur yang selama ini terbuang.
  • Nilai energi tinggi: kandungan lignin dan karbon tinggi menjamin durasi bakar optimal.
  • Emisi rendah dan residu minimal: abu rendah berpotensi mengurangi pencemaran udara.

Penelitian ini menunjukkan bahwa campuran biomassa ramie–TKKS–sacha inchi layak digunakan sebagai bahan bakar alternatif berupa bio-briquette dan bio-pellet yang efisien, berkelanjutan, dan ekonomis. Aplikasi luasnya dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, mengolah limbah agrikultur, dan mendukung pengelolaan sumber daya berkelanjutan.

 __________________

Sumber: Wulandari, A.P. et al. Formulation and Characterization of Bio‑Briquettes and Bio‑Pellets from Ramie (Boehmeria nivea) Biomass as Renewable Fuel. Sustainability 2024, 16(24), 10930. DOI:10.3390/su162410930